RINGKASAN
JURNAL TEORI ORGANISASI UMUM 2
NAMA KELOMPOK:
Ø
Elsa Marisi Manurung (12110344)
Ø
Slamet Raharjo (16110630)
Ø
Cornelius Hendrik (11110629)
ANALISIS PENAWARAN DAN
PERMINTAAN DAGING SAPI DI INDONESIA
SEBELUM DAN SAAT KRISIS EKONOMI :
SUATU ANALISIS
PROYEKSI SWASEMBADA DAGING SAPI 2005
Oleh : KETUT KARIYASA
Pusat Penelitian
Sosial Ekonomi Pertanian
Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Bogor
Jalan Achmad Yani 70 Bogor
Volume 15 Nomor 2
(Oktober 1996)
Pendahuluan
Dalam bidang perternakan dengan diberlakukannya perdagangan bebas satu
sisi merupakan peluang dan di sisi lain sekaligus juga merupakan sebuah tantangan bagi
peterak-peternak Indonesia.
Dari aspek produksi hal tersebut sangat tergantung pada harga sarana produksi,
seperti pakan dan harga komoditas peternakan danefisiensi produksi. Biaya
produksi diduga akan naik, tergantung kepada komponen impor bahan baku industri pakan dan
obat hewan serta bibit unggul. Sementara itu harga produk peternakan akan turun
sehingga peternakan dihadapkan pada persaingan terbuka terhadap negara-negara
produsen yang lebih maju yang tentunya sudah efisien dalam biaya produksi.
Masalah/Tujuan
Masalah :
Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta
selera masyarakat telah menyebabkan produksi daging sapi secara nasional
cenderung meningkat. Selama ini kebutuhan daging sapi di Indonesia di
penuhi dari 3 sumber: sapi local, sapi impor, dan daging impor. Semua usaha
yang sudah di lakukan pemerintah tidak berhasil ditambah kondisi ini di
perburuk oleh krisi ekonomi sehingga menyebabnya semakin mahalnya biaya
produksi daging dalam negri, yang lebih berlanjut pada menurunnya produksi
komoditas tersebut.
Tujuan :
- Menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi produksi
daging sapi dalam negri dan impor, permintaan dagingsapi dalam negri,
harga daging sapi impor, harga daging sapi dunia serta harga daging sapi
dalam negri.
- Melakukan proyeksi produksi dan permintaan daging
sapi selama 10 tahun dan dikaitkan dengan program pemerintah yang
mencanangkan swamsebada daging pada tahun 2005.
Tinjauan Pustaka
Ø
Andyana M. O dan K. Kariyasa. 1996. Dampak Era
Globalisasi Ekonomi Terhadap Usaha Ternak Sapi Perah : Kajian Peluang, Kendala dan Stratrgi Pengembangan.
Jurnal Agro Ekonomi (JAE), volume 15, Nomor 2 (oktober 1996). PSE. Bogor.
Ø
Dewi. M. 1994. Pola Konsumsi Daging Sapi dan
Kerbau pada Konsumen Rumah Tangga di Daerah Kotamadya Pekanbaru. Sekripsi
Sarjana Fakultas Peternakan, IPB Bogor.
Ø
Hadi P. U. dan Nyak Ilham. 2000. Peluang
Pengembangan Usaha Pembibitan Ternak Sapi Potong di Indoesia Dalam Rangka
Swamsembada Daging 2005. PSE, Bogor.
Ø
_______, H. P. Saliem dan Nyak Ilham. 1999.
Pengkajian konsumsi Daging dan Kebutuhan Impor Daging Sapi dalam Sudaryanto et. Al. (eds) Analisis dan Perspektif
Kebijaksanaan Pembangunan Pertanian Pasca Krisis Ekonomi. Monograph Series No.
20. PSE. Bogor.
Ø
Ilham N,.B. Wiryono, K. Kariyasa, M. N. Kirom,
dan S. Hastuti. 2001. Analisis Penawarna dan Permintaan Komoditas Peternakan
Unggulan. Laporan Teknis PSE. Bogor.
Ø
_______. 1998. Penawaran dan Permintaan Daging
Sapi di Indonesia: Suatu Analisi Simulasi. Tesis Magister Sains Program
Pascasarjana, IPB. Bogor.
Ø
Kariyasa, K. 2001. Dampak Krisis Ekonomi
terhadap Pengeluaran Konsumsi Masyarakat Indonesia. Paper Kecil Tugas Mata
Kuliah Ekonomi Macro dan Program Pascasarjana IPB. Bogor.
Ø
Koutsoyannis, A. 1997. Modern Microeconomics.
Second Condition. The Macmillan press Ltd. London.
Ø
Kusumawardani,I.
1993. Analisis Permintaan Daging Sapi Pada Konsumen Keluarga di Propinsi Jawa
Timur. Skripsi Sarjana Pada Fakultas Peternakan,IPB. Bogor.
Ø
Priyanti,A,.T.D.Soedjana, R. Matondang dan P.
Sitepu. Estimasi Sistem Penawaran dan Permintaan Daging Sapi di Lampung. Jurnal
Ilmu Ternak dan Veteriner 3(2):71-77. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan. Bogor.
Ø
Pyndick, R. S and D. L. Rubinfield. 1998.
Econometric Models and Economic Forecast. Third Edition. Mc-Graw-Hill
Internasional. Singapura.
Ø
Sudaryanto. T. dan Erizal Jamal. 2000.
Pengembangan Agribisnis Peternakan Melalui Pendekatan Corporate Farming untuk
Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional
Teknologi Peternakan dalam Upaya meningkatkan Ketahanan Pangan. Bogor, 18-19 september
2000.
Ø
_________.,R. Sayuti, dan T.D. Soedjana 1995.
Pendugaan Parameter Permintaan Hasil Ternak di Beberapa Propinsi Sumatera Utara
dan Kalimantan. Jurnal Penelitian Perternakan Indonesia,
No.2:22-35. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Litbang Pertanian. Bogor.
Ø
Soedjana
T.D. 1997. Penawaran dan Konsumsi Produk Peternakan di Indonesia, Makalah Pro
widyakarya Nasional Pangan dan Gizi. Jakarta.
Hipotesis
Pendugaan Parameter Produksi Daging Sapi
Dalam Negri
Hasil Analisis
menunjukkan variasi produk daging sapi dalam negri sekitar 93,34 persen mampu
di jelaskan oleh peubah-peubah penjelasannya, dan sisanya sebesar 6,66 persen di jelaskan oleh peubah lainnya.
Peubah penjelasan itu antara lain harga daging sapi dalam Negri, teknologi
produksi, suku bunga, populasi ternak sapi, harga ternak sapi, harga
pakan,tingkat upah, lag dari produksi daging sapi dalam Negri, dan Dummy. Hanya
peubah Teknologi produksi dan tingkat upah yang parameter dugaannya tidak
sesuai yang diharapkan. Namun, nilai parameter dugaan yang negative pada
taknoloi produksi dapat dijelaskan yaitu teknologi prduksi diproduksi dari
jumlah dosis Inseminasi Buatan yang disebarluaskan. Sementara itu nilai
parameter dugaan tingkat upah yang berpositif menunjukan pada umumnya peternak
sapi dikelola dengan menggunakan tenaga kerja saja, sehingga adanya tingkat
upah tidak berpengaruh terhadap tingkat upah produksi daging sapi.
Pendugaan
Parameter Impor Daging Sapi Indonesia
Hasil Analisis
menunjukkan variasi impor daging sapi Indonesia sekitar 87,47 persen dapat
dijelaskan bersama-sama oleh peubah harga daging sapi impor, kurs rupiah
terhadap dollar, tariff impor, harga sapi dalam negri, lag endogennya, dan
peubah dummy.
Pendugaan
Parameter Permintaan Daging Sapi Dalam Negri
Kemampuan Peubah
Penjeas yang terdiri dari harga sapi dalam negri, harga daging ayam, harga
ikan, harga telur, harga daging kambing, pendapatan per kapita, jumlah
penduduk, selera yang diproduksi dari tren, lag peubah endogen, dan peubah
dummy untuk menerangkan variasi nilai dari peubah pemintaan daging sapi dalam
negri.
Tanda parameter
dugaan dari peubah umlah penduduk yang bertanda negative dapat diubah karena
komoditas daging sapi bagi sebagian penduduk Indonesia masih merupakan barang
mewah, sehingga meningkatnya jumlah penduduk secara otomatis meningkatkan
permintaan daging sapi.
Pendugaan
Parameter Harga Daging Sapi Impor
Peubah
Penjelasannya terdiri dari harga ternak sapi Australia, harga daging sapi dunia,
tariff impor, kurs rupiah, lag peubah endogen, dan dummy. Hanya peubah harga
daging sapi dunia yang tanda parameter dugaannya tidak sesuai dengan teori
ekonomi
Pendugaan
Parameter Harga Daging Sapi Dunia
Dalam model
penawaran daging sapi dunia, peubah penjelas impor sapi dunia dan ekspor sapi
dunia tidak mampu menjelaskan variasi nilai peubah endogennya, hanya mampu
sebesar 39.41 persen dan hampir sebesar 60.49 persen oleh peubah lainnya.
Pendugaan
Parameter Harga Daging Sapi dalam Negri
Kemampuan dari
peubah penjelas penawaran daging sapi dalam negi, penawaran daging sapi impor, permintaan
daging sapi dalam negri dan dummy hanya mampu menjelaskan variasi dari nilai
peubahan harga daging sapi domestic sebesar 50.88 persen dan sisanya sebesar
49.12 oleh peubah lainnya.
Variabel yang di gunakan
- Peubah endogen ( endogenous
variables)
Yaitu,
merupakan variable yang di hipotesiskan dalam persamaan yang menggambarkan
penawaran dan permintaan daging sapi di Indonesia. Peubah penjelas yang terdiri
dari peubah eksogen (exogenous variables)
dan endogen (lagged endogenous variables)
- Peubah penjelas (predetermined
variables)
Kesimpulan
- Secara umum model analisis penawaran dan permintaan
daging sapi di Idonesia yang dibagun dengan metode 3SLS cukup bagus karena
mampu menangkap perilaku atau fenomena ekonomi aktual, yang hampir di
tunjukkan oleh semua tanda parameter dugaannya sesuai dengan teori ekonomi,
dan sekitar 50 persen peubah penjelasannya berpengaruh nyata secara
statistic pada taraf 20 persen, serta kempampuan dari peubah-peubah
lainnya.
- Hasil Analisis menunjukkan bahwa peubah-peubah yang
secara ekonomi berpengaruh terhadap produksi daging sapi adalah: harga
daging sapi dalam negri, suku bunga , populasi ternak sapi, harga ternak
sapid an harga pakan.
- Baik jangka pendek maupun jangka panjang produksi
daging sapi dalam negri hanya respon tehadap perubahan peubang daging sapi
itu sendiri dan harga ternak sapi.
- Saat krisis ekonomi produksi dan permintaan daging
sapi dalam negri masing-masing 0.3 dan 0.5 kali lebih rendah di bandingkan
sebelum krisi ekonomi. Hal ini di duga akibat laju peningkatan inflansi
lebih dari 3 kali disbanding laju peningkatan harga nominalnya.
- Hasil proyeksi menunjukkan bahwa dalam sepuluh tahun
kedepan ketergantungan Indonesia
akan daging sapi impor semakin besar.
Implikasi
- Meneyediakan kredit bersubsidi dalam upaya
meningkatkan skala pemeliharaan
- Memberikan kemudahan dalam upaya merangsang investor
berinvestasi dalam usaha peternakan sapi potong.
- Perbaikan mutu IB, teknik dan manajeme produksi.
- Perbaikan harga daging dalam negri seperti misalnya
melalui penetapan tariff impor yang efektif.